Solusi Kenakalan Remaja
Dari berbagai
faktor dan permasalahan yang terjadi di kalangan remaja masa kini sebagaimana
telah disebutkan di atas, maka tentunya ada beberapa solusi yang tepat dalam pembinaan dan
perbaikan remaja masa kini. Kenakalan remaja dalam bentuk apapun mempunyai
akibat yang negatif baik bagi masyarakat umum maupun bagi diri remaja itu
sendiri. Tindakan penanggulangan kenakalan remaja dapat dibagi dalam:
1. Tindakan Preventif
Usaha pencegahan
timbulnya kenakalan remaja secara umum dapat dilakukan melalui cara berikut:
Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja
Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh
para remaja. Kesulitan-kesulitan mana saja yang biasanya menjadi sebab
timbulnya pelampiasan dalam bentuk kenakalan.
Usaha pembinaan remaja dapat dilakukan melalui:
l Menguatkan
sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.
l
Memberikan pendidikan bukan hanya dalam
penambahan pengetahuan dan keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi
melalui pengajaran agama, budi pekerti dan etiket.
l
Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan
suasana yang optimal demi perkembangan pribadi yang wajar.
l
Memberikan wejangan secara umum dengan harapan
dapat bermanfaat.
l
Memperkuat motivasi atau dorongan untuk
bertingkah laku baik dan merangsang hubungan sosial yang baik.
l
Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan
kesempatan mengemukakan pandangan dan pendapat para remaja dan memberikan
pengarahan yang positif.
l
Memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan
sosial keluarga maupun masyarakat di mana banyak terjadi kenakalan remaja.
Sebagaimana disebut di atas, bahwa
keluarga juga mempunyai andil dalam membentuk pribadi seorang remaja. Jadi
untuk memulai perbaikan, maka harus mulai dari diri sendiri dan keluarga.
Mulailah perbaikan dari sikap yang paling sederhana, seperti selalu berkata
jujur meski dalam gurauan, membaca doa setiap melakukan hal-hal kecil,
memberikan bimbingan agama yang baik kepada anak dan masih banyak hal lagi yang
bisa dilakukan oleh keluarga. Memang tidak mudah melakukan dan membentuk
keluarga yang baik, tetapi semua itu bisa dilakukan dengan pembinaan yang
perlahan dan sabar.
Dengan usaha pembinaan yang terarah, para
remaja akan mengembangkan diri dengan baik sehingga keseimbangan diri yang
serasi antara aspek rasio dan aspek emosi akan dicapai. Pikiran yang sehat akan
mengarahkan para remaja kepada perbuatan yang pantas, sopan dan bertanggung
jawab yang diperlukan dalam menyelesaikan kesulitan atau persoalan
masing-masing.
Usaha pencegahan kenakalan remaja secara
khusus dilakukan oleh para pendidik terhadap kelainan tingkah laku para remaja.
Pendidikan mental di sekolah dilakukan oleh guru, guru pembimbing dan psikolog
sekolah bersama dengan para pendidik lainnya. Usaha pendidik harus diarahkan
terhadap remaja dengan mengamati, memberikan perhatian khusus dan mengawasi
setiap penyimpangan tingkah laku remaja di rumah dan di sekolah.
Sekolah adalah
lembaga pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan
remaja.
Pemberian bimbingan terhadap remaja tersebut bertujuan
menambah pengertian remaja mengenai:
Ø Pengenalan
diri sendiri: menilai diri sendiri dan hubungan dengan orang lain.
Ø
Penyesuaian diri: mengenal dan menerima tuntutan
dan menyesuaikan diri dengan tuntutan tersebut.
Ø
Orientasi diri: mengarahkan pribadi remaja ke
arah pembatasan antara diri pribadi dan
sikap sosial dengan penekanan pada penyadaran nilai-nilai sosial, moral dan
etik.
Bimbingan yang dilakukan terhadap remaja dilakukan dengan dua
pendekatan:
Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang diberikan secara
pribadi pada remaja itu sendiri. Melalui percakapan mengungkapkan kesulitan
remaja dan membantu mengatasinya.
Pendekatan melalui kelompok, di mana ia sudah merupakan
anggota kumpulan atau kelompok kecil tersebut:
2. Tindakan Represif
Usaha menindak
pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan dengan mengadakan
hukuman terhadap setiap perbuatan pelanggaran. Dengan adanya sanksi tegas
pelaku kenakalan remaja tersebut, diharapkan agar nantinya si pelaku tersebut 搄era?dan tidak berbuat hal yang
menyimpang lagi. Oleh karena itu, tindak lanjut harus ditegakkan melalui pidana
atau hukuman secara langsung bagi yang melakukan kriminalitas tanpa pandang
bulu.
Sebagai contoh, remaja
harus mentaati peraturan dan tata cara yang berlaku dalam keluarga. Disamping
itu perlu adanya semacam hukuman yang dibuat oleh orangtua terhadap pelanggaran
tata tertib dan tata cara keluarga. Pelaksanaan tata tertib harus dilakukan
dengan konsisten. Setiap pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi yang
sama. Sedangkan hak dan kewajiban anggota keluarga mengalami perubahan sesuai
dengan perkembangan dan umur.
Di lingkungan
sekolah, kepala sekolahlah yang berwenang dalam pelaksanan hukuman terhadap
pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam beberapa hal, guru juga berhak
bertindak. Akan tetapi hukuman yang berat seperti skorsing maupun pengeluaran
dari sekolah merupakan wewenang kepala sekolah. Guru dan staf pembimbing
bertugas menyampaikan data mengenai pelanggaran dan kemungkinan-kemungkinan
pelanggaran maupun akibatnya. Pada umumnya tindakan represif diberikan dalam
bentuk memberikan peringatan secara lisan maupun tertulis kepada pelajar dan
orang tua, melakukan pengawasan khusus oleh kepala sekolah dan tim guru atau
pembimbing dan melarang bersekolah untuk sementara waktu (skors) atau
seterusnya tergantung dari jenis pelanggaran tata tertib sekolah.
3. Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi
Tindakan ini
dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya dilaksanakan dan dianggap perlu
mengubah tingkah laku pelanggar remaja itu dengan memberikan pendidikan lagi.
Pendidikan diulangi melalui pembinaan secara khusus yang sering ditangani oleh
suatu lembaga khusus maupun perorangan yang ahli dalam bidang ini.
Solusi internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan
kenakalan remaja antara lain:
Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri
bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa
mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa
remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah
sebelumnya gagal pada tahap ini.
Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk
melakukan point pertama.
Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif,
seperti berolahraga, melukis, mengikuti event perlombaan, dan penyaluran hobi.
Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta
orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus
bergaul.
Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh
jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
Jika berbagai solusi dan pembinaan di atas dilakukan,
diharapkan kemungkinan terjadinya kenakalan remaja ini akan semakin berkurang
dan teratasi. Dari pembahasan mengenai penanggulangan masalah kenakalan remaja
ini perlu ditekankan bahwa segala usaha pengendalian kenakalan remaja harus
ditujukan ke arah tercapainya kepribadian remaja yang mantap, serasi dan
dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa yang berpribadi kuat, sehat
jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan (iman) sebagai anggota masyarakat,
bangsa dan tanah air.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Masalah kenakalan
remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya
peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika
Serikat. Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari
norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan
merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja
dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal berupa krisis identitas dan kontrol diri yang lemah. Sedangkan faktor
eksternal berupa kurangnya perhatian dari orang tua; minimnya pemahaman tentang
keagamaan; pengaruh dari lingkungan sekitar dan pengaruh budaya barat serta
pergaulan dengan teman sebaya; dan tempat pendidikan.
Akibat-akibat yang
ditimbulkan oleh kenakalan remaja akan berdampak kepada diri remaja itu
sendiri, keluarga, dan lingkungan masyarakat.
Solusi dalam menanggulangi kenakalan remaja dapat dibagi ke
dalam tindakan preventif, tindakan represif, dan tindakan kuratif dan
rehabilitasi. Adapun solusi internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan
kenakalan remaja antara lain:
Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri
bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan
Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk
melakukan point pertama
Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif
Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta
orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus
bergaul,
Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh
jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan
Segala usaha pengendalian kenakalan remaja harus ditujukan ke
arah tercapainya kepribadian remaja yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja
diharapkan akan menjadi orang dewasa yang berpribadi kuat, sehat jasmani dan
rohani, teguh dalam kepercayaan (iman) sebagai anggota masyarakat, bangsa dan
tanah air.
3.2. Saran
Berdasarkan
kesimpulan di atas, penulis menyarankan untuk lebih menaruh perhatian terhadap
persoalan sosial, terutama kenakalan remaja. Hendaknya kita dapat mencegah dan
mengendalikan perilaku remaja sehingga tidak menimbulkan masalah sosial yang
terjadi akibat kenakalan-kenakalan remaja tersebu'
0 komentar:
Posting Komentar