BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Ruang Lingkup, Definisi Dan Fungsi Komunikasi Organisasi
1.
Ruang lingkup
Ruang
lingkup komunikasi organisasi merupakan ranah komunikasi yang berkaitan dalam
komunikasi organisasi. Oleh karena itu ada terdapat beberapa ruang lingkup komunikasi
organisasi yang juga merupakan ranah komunikasi secara mendasar.
Ruang lingkup komunikasi organisasi dapat terbagi menjadi 10, yakni
Ruang lingkup komunikasi organisasi dapat terbagi menjadi 10, yakni
a. Komponen Komunikasi
b. Proses Komunikasi
c. Bentuk Komunikasi
d. Sifat Komunikasi
e. Metode
Komunikasi
f. Teknik Komunikasi
g. Tujuan Komunikasi
h. Fungsi
Komunikasi
i.
Model Komunikasi
j.
Bidang Komunikasi
2. Definisi
Organisasi
menurut Robbins (2001:4) diartikan sebagai suatu unit (satuan) sosial yang
dikoordinasikan dengan sadar, yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang
berfungsi atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan
atau serangkaian tujuan bersama.
Pace
& Faules (2001: 11) mengemukakan bahwa terdapat dua pendekatan dalam
memahami organisasi, pendekatan objektif dan pendekatan subjektif. Makna
“objektif” dalam konteks ini mengacu kepada pandangan bahwa objek-objek,
perilaku-perilaku, dan peristiwa-peristiwa eksis di dunia nyata dan terlepas
dari pengamatnya, sedangkan “subjektif” menunjukkan bahwa relalitas itu sendiri
adalah konstruksi sosial, realitas sebagai suatu proses kreatif yang
memungkinkan orang menciptakan apa yang ada “di luar sana”. Singkatnya, dalam
pendekatan objektif, organisasi berarti struktur, sedangkan dalam pandangan
subjektif, organisasi berarti proses (mengorganisasikan perilaku). Kedua
pendekatan tersebut, tidak hanya mempengaruhi cara pandang terhadap komunikasi
organisasi, tapi juga dalam memahami aspek-aspek lainnya yang terkait dengan
perilaku organisasi.
3. Fungsi
Fungsi komunikasi dalam organisasi
·
Proaksi dan regulasi.
·
Menentukan tujuan
organisasi.
·
Menentukan area
permasalahan.
·
Mengevakuasi
performa.
·
Memberikan
komando, instruksi, memimpin, dan mempengaruhi inovasi.
·
Mendapatkan
informasi baru.
·
Cara
mengkomunikasikan susuatu yang baru dalam sosialisasi dan perbaikan.
·
Harga diri anggota.
2.2. Hakikat dan Prinsip Komunikasi Organisasi
1.
Hakikat
Ada
dua pendekatan menurut pace dan faules yang dapat digunakan untuk memahami
organisasi, yaitu
a.
Pendekatan
Obyektif
Sesuatu yang bersifat fisik dan konkret,
dan merupakan sebuah struktur dengan batas-batas yang pasti, sesuatu yang
stabil. Organisasi merupakan sesuatu yang nyata yang merangkum orang-orang,
hubungan-hubungan dan tujuan-tujuan jadi, menurut pendekatan obyektif,
oragnisasi adalah stuktur
b.
Pendekatan
Subyektif
Kegiatan yang dilakukan
orang-orang, terdiri dari tindakan-tindakan, interaksi dan transaksi yang
melibatkan orang-orang. Organisasi diciptakan dan dipupuk melalui kontak-kontak
yang terus-menerus berubah dan dilakukan oleh satu orang dengan orang lainnya.
Jadi, menurut pendekatan subyektif, organisasi adalah proses yakni
mengoganisasikan perilaku.
2.
Prinsip
Prinsip-prinsip
komunikasi seperti halnya fungsi dan definisi komunikasi mempunyai uraian yang
beragam sesuai dengan konsep yang dikembangkan oleh masing-masing pakar.
Istilah prinsip oleh William B. Gudykunst disebut asumsi-asumsi komunikasi.
Larry A.Samovar dan Richard E.Porter menyebutnya karakteristik komunikasi.
Deddy Mulyana, Ph.D membuat istilah baru yaitu prinsip-prinsip
komunikasi. Terdapat 12 prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran
lebih jauh dari definisi dan hakekat komunikasi yaitu :
Prinsip 1 : Komunikasi adalah suatu proses
simbolik
Prinsip 2 : Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi.
Prinsip 3 : Komunikasi
punya dimensi isi dan hubungan
Prinsip 4 :
Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan
Prinsip 5 : Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
Prinsip 6 : Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
Prinsip 7 : Komunikasi
itu bersifat sistemik
Prinsip 8 :
Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi
Prinsip 9 : Komunikasi bersifat nonsekuensial
Prinsip 10 :
Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional
Prinsip 11 : komunikasi bersifat irreversible
Prinsip 12 :
Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah
2.3. Model, Bentuk, Jenis dan Unsur-unsur Komunikasi Organisasi
1. Model
Teward L.Tubbs dan Sylvia Moss dalam
Human Communication menguraikan ada tiga model dalam komunikasi:
a.
Model komunikasi
linier (one-way communication), dalam model ini komunikator memberikan suatu
stimuli dan komunikan melakukan respon yang diharapkan tanpa mengadakan seleksi
dan interpretasi. Komunikasinya bersifat monolog.
b.
Model komunikasi
interaksional. Sebagai kelanjutan dari model yang pertama, pada tahap ini sudah
terjadi feedback atau umpan balik. Komunikasi yang berlangsung bersifat dua
arah dan ada dialog, di mana setiap partisipan memiliki peran ganda, dalam arti
pada satu saat bertindak sebagai komunikator, pada saat yang lain bertindak
sebagai komunikan.
c.
Model komunikasi
transaksional. Dalam model ini komunikasi hanya dapat dipahami dalam konteks
hubungan (relationship) antara dua orang atau lebih. Pandangan ini menekankan
bahwa semua perilaku adalah komunikatif. Tidak ada satupun yang tidak dapat
dikomunikasikan.
2. Bentuk
a. Komunikasi Formal
Komunikasi formal
terjadi dalam komteks kerja atau kepentingan organisasi. Dilakukan oleh orang
atau kelompok sesuai dengan kapasitas jabatanya Komunikasinya terjadi
melalui jalur hirarki sesuai tugas dan wewenangnya. Komunikasi formal dilakukan
dalam bentuk rapat, briefing, tertulis, laporan, internal memo.
b.
Komunikasi
Informal
Komunikasi informal
dilakukan oleh orang atau sekelompok yang tidak memandang kapasitas jabatanya
dan dilakukan bukan dalam konteks kerja atau kepentingan organisasi, Biasanya
terjadi karena kesamaan pandangan, harapan, kesamaan tugas, dan tidak terikat
oleh ruang tempat dan waktu. Komunkasi informal merupakan manafaat untuk
memperlancar jalanya komunikasi formal sehingga dapat dipahami dan mendapat
penerimaan yang lebih baik. Komunikasi informal ini dapat mewujudkan hubungan
yang baik antar individu di dalam organisasi. Komunikasi informal ini sngatkah
efektif karena komunikasi ini adalah jalan keluar jika komunikasi formal
mendapatkan hambatan, dengan cara pendekatan personal. Tetapi jika komunikasi
informal tidak dikendalikan dengan baik akan menciptakan situasi yang menjurus
kepada konflik dan membuat Susana yang tidak nyaman.
3. Jenis
a. Komunikasi horizontal (komunikasi
lateral/menyamping)
2.
Komunikasi diagonal (komunikasi silang)
3.
Komunikasi Vertikal
4. Unsur-unsur
Unsur – unsur komunikasi
a. Lingkungan
komunikasi
b. Enkoding-Dekoding
c. Sumber
Penerima
d. Kompetensi
Komunikasi
e. Feed
Back
f. Gangguan
g. Saluran
h. Pesan
2.3. Komunikasi sebagai ilmu multidisiplin
Prof.
Dr. H. Hafied Cengara, M. Sc. Komunikasi dalam pertumbuhannya merupakan studi
retorika dan jurnalistik yang berkaitan dengan pembentukan pendapat umum. Pada
awalnya komunikasi dinilai oleh banyak pihak sebagai ilmu yang monodisiplin.
Pengertian monodisiplin di sini melihat kedudukan ilmu itu berdiri sendiri
dengan cirinya sendiri. Namun dengan perkembangan masyarakat yang begitu cepat
dibidang genetika dan teknologi komunikasi telah membawa dampak kaburnya
batas-batas kewenangan dan fungsi beberapa ilmu pengetahuan, sehingga ilmu yang
tadinya monodisiplin menjadi multidisiplin.
Ilmu
komunikasi sebagai salah satu ilmu sosial, mempunyai kaitan yang erat dengan
ilmu sosial lainnya. Persamaan bukan saja karena ia berada dalam satu lingkaran
sosial tapi juga memiliki objek material yang sama yaitu mempelajari perilaku
manusia dalam bermasyarakat. Perbedaan terletak pada objek formalnya yaitu
komunikasi mempelajari pernyataan manusia dalam situasi berkomunikasi. Objek
formalnya inilah yang merupakan ciri khas dari suatu ilmu yang dapat
membedakannya dengan ilmu lain. Misalnya ilmu komunikasi dengan ilmu psikologi,
memiliki objek material yang sama yaitu perilaku manusia. Sedangkan objek
formalnya beda. Ilmu komunikasi identik dengan pernyataan manusia dalam situasi
berkomunikasi sedangkan ilmu psikologi lebih cenderung pada kejiwaan manusia
dalam berperilaku.
2.5. Perkembangan Terkni Komunikasi Organisi
1.
Pengembangan organisasi yang efektif
memiliki ciri-ciri sebagai berikut Merupakan strategi terencana dalam
mewujudkan perubahan organisasional, yang memiliki sasaran jelas berdasarkan
diagnosa yang tepat dan akurat tentang permasalahan yang dihadapi oleh suatu
organisasi.
2.
Merupakan kolaborasi antara berbagai
pihak yang akan terkena dampak perubahan yang akan terjadi terhadap suatu
organisasi.
3.
Menekankan cara-cara baru yang
diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan semua satuan kerja
dalam organisasi.
4.
Mengandung nilai humanistik dimana
pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.
5.
Menggunakan pendekatan komitmen sehingga
selalu memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi dan interdependensi
antara organisasi sau dengan organisasi yang lainnya.
6.
berbagai satuan kerja sebagai bagian
integral di suasana yang utuh.
7.
Menggunakan pendekatan ilmiah dalam
upaya meningkatkan efektivitas organisasi.
2.6. Keahlian Berkomunikasi Organisasi
Keahlian
keahlian komunikasi hamper sama denfgan komunikasi yang terjalin dalan
kelompok, hanya saja organisasi adalah sebuah kelompok yang beranggota lebiih
dari 10 orang. Keahlian komunikasi ini untuk memperlancar komunikasi antar
organisasi lain.
BAB III
PRNUTUP
3.1. Kesimpulan.
komunikasi organisasi merupakan ranah
komunikasi yang berkaitan dalam komunikasi organisasi. Oleh karena itu ada
terdapat beberapa ruang lingkup komunikasi organisasi yang juga merupakan ranah
komunikasi secara mendasar.
Ruang lingkup komunikasi organisasi dapat terbagi menjadi 10, yakni
Ruang lingkup komunikasi organisasi dapat terbagi menjadi 10, yakni
a. Komponen Komunikasi
b. Proses Komunikasi
c. Bentuk Komunikasi
d. Sifat Komunikasi
e. Metode
Komunikasi
f. Teknik Komunikasi
g. Tujuan Komunikasi
h. Fungsi
Komunikasi
i.
Model Komunikasi
j.
Bidang Komunikasi
Bentuk komunikasi
oragnisasi terbagi 2, yaitu
a. Komunikasi Formal
Komunikasi formal
terjadi dalam komteks kerja atau kepentingan organisasi. Dilakukan oleh orang
atau kelompok sesuai dengan kapasitas jabatanya Komunikasinya terjadi
melalui jalur hirarki sesuai tugas dan wewenangnya. Komunikasi formal dilakukan
dalam bentuk rapat, briefing, tertulis, laporan, internal memo.
b.
Komunikasi
Informal
Komunikasi informal
dilakukan oleh orang atau sekelompok yang tidak memandang kapasitas jabatanya dan
dilakukan bukan dalam konteks kerja atau kepentingan organisasi, Biasanya
terjadi karena kesamaan pandangan, harapan, kesamaan tugas, dan tidak terikat
oleh ruang tempat dan waktu. Komunkasi informal merupakan manafaat untuk
memperlancar jalanya komunikasi formal sehingga dapat dipahami dan mendapat
penerimaan yang lebih baik. Komunikasi informal ini dapat mewujudkan hubungan
yang baik antar individu di dalam organisasi. Komunikasi informal ini sngatkah
efektif karena komunikasi ini adalah jalan keluar jika komunikasi formal
mendapatkan hambatan, dengan cara pendekatan personal. Tetapi jika komunikasi
informal tidak dikendalikan dengan baik akan menciptakan situasi yang menjurus
kepada konflik dan membuat Susana yang tidak nyaman.
3.2. Saran
Saran
untuk komunikasi organisasi adalah agar memperlancar hubungan dengan organisasi
lain agar kita mengetahui apa-apa saja yang kurang dalam organisasi dan
komunikasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://tipsserbaserbi.blogspot.co.id/2014/12/
0 komentar:
Posting Komentar